Rabu, 16 Maret 2011

Observasi pemerolehan Bahasa anak usia dini

TEORI PERKEMBANGAN BAHASA

TEORI CONSTRUCTIVISME ( PIAGET, VYGOTSKY)
 Perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan orang lain
 Interaksi dengan oranglain mengembangkan pengetahuan, nilai dan sikap anak.
 Anak memiliki perkembangan kognisi dan bahasa yang terbatas pada usia usia tertentu, tetapi melalui interaksi sosial, anak akan mengalami peningkatan kemampuan berfikir.

TAHAPAN PERKEMBANGAN BICARA
 Menurut Vigotsky
Vigotsky menjelaskan bahwa ada tiga tahap perkembangan berbicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berfikir anak, yaitu:
1. Tahapan Ekstenal ( 0 – 2 tahun)
Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir anak berasal dari luar diri anak. Sumber berpikir ini sebagian besar dari orang dewasa yang memberikan pengarahan informasi dan melakukan tanya jawab dengan anak.
2. Tahapan Egosentris (2-3 tahun)
Yaitu tahapan ini terjadi ketika anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya sendiri dan pembicaraan orang dewasa bukan lagi menjadi persyartannya.
3. Tahap Internal (3-5 tahun)
Yaitu tahapan berbicara internal dimana dalam proses berpikir telah memiliki penghayatan sepenuhnya, jadi anak sudah berpikir mengenai apa yang dilakukannya.

TAHAPAN PERKEMBANGAN KATA DAN KALIMAT
Kata-kata pertama adalah kata-kata lisan pertama yang diucapkan oleh seorang anak setelah mampu bicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Kata-kata pertama merupakan cara seorang anak untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, dan biasanya dianggap sebagai proses perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh kematangan kognitif. Kematangan kognitif tersebut biasanya ditandai dengan kemampuan anak untuk merangkai susuan kata dalam berbicara baik dengan orang tua atau orang lain. Kemampuan ini akan terus berkembang jika anak sering berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan orang lain.

 TAHAPAN PERKEMBANGAN KALIMAT
Menurut Dariyo,Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, kalau terdapat tiga tahap perkembangan kalimat pada anak usia lima tahun pertama, yaitu :
1. Periode prelingual (usia 0-1 th)
Ditandai dengan kemampuan bayi untuk mengoceh sebagai cara berkomunikasi dengan orangtuanya. Pada saat itu bayi tampak pasif menerima stimuls eksternal yang diebrikan olehorangtuanya, tetapi bayi mampu memberikan respons yang berbeda-beda terhadap stimulus tersebut.misalkan: bayi akan tersenyum terhadap orang yang dianggapnya ramah dan akan menagis dan menjerit kepada orang yangdianggap tidak ramah atau ditakutinya.
2. Periode Lingual dini (usia 1-3 tahun)
Ditandai dengan kemampuan anak dalam membuat kalimat satu kata maupun dua kata dalam suatu percakapan denga orang lain. Periode ini terbagi atas 3 tahap yaitu:
(a). periode kalimat satu kata (holophrase) yaitu kemampuan anak untuk membuat kalimat yang hanya terdiri dari satu kata yang mengandung pengertian secara menyeluruh dalam suatu pembicaraan. Misal: anak mengatakan ”ibu”. Hal ini dapat berarti: ”ibu tolong saya”, ”itu ibu”,”ibu ke sini”.
(b) periode kalimat dua kata yaitu periode perkembangan bahasa yang ditandai dengan kemampuan anak membuat kalimat dua kata sebagai ungkapan komunikasi dengan orang lain. Bahasa kalimatnya belum sempurna karena tidak sesuai dengan susunan kalimat Subyek (S), Predikat(P) dan Obyek (O) misal: kakak jatuh, lihat gambar.
(c) periode kalimat lebih dari dua kata yaitu periode perkembangan bahasa yang ditandai dengan kemampuan anak untuk membuat kalimat secara sempurna sesuai dengan susunan S-P-O. Kemampuan ini membuat anak mampu berkomunikasi aktif dengan orang lain. Pada tahap ini terjadi perubahan cara pandang. Anak sudah memahami pemikiran dan perasaan orang lain dan mengakibatkan berkurangnya sifat egois anak. Misal: ”Saya makan nasi”.


3. Periode Diferensiasi (usia 3 -5 tahun)
Ditandai dengan kemampuan anak untuk mengusai bahasa sesuai dengan aturan tata bahasa yang baik dan sempura yaitu kalimatnya terdiri dari Subyek Predikat dan Obyek. Perbendaharaan kayanya pun sudah berkembang baik dari segi kualitas dan kuantitas.
Anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang bersifat perintah; hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan. Mereka senang sekali mengenali kata-kata baru dan terus berlatih untuk menguasainya. Mereka menyadari, bahwa dengan kata-kata mereka bisa mengendalikan situasi seperti yang diinginkannya, bisa mempengaruhi orang lain, bisa mengajak teman-temannya atau ibunya. Mereka juga mulai mengenali konsep-konsep tentang kemungkinan, kesempatan, dengan "andaikan", "mungkin", "misalnya", "kalau". Perbendaharaan katanya makin banyak dan bervariasi seiring dengan peningkatan penggunaan kalimat yang utuh. Anak-anak itu juga makin sering bertanya sebagai ungkapan rasa keingintahuan mereka, seperti "kenapa dia Ma?", "sedang apa dia Ma?", "mau ke mana?"


ANALISIS MATERI YANG DIUJIKAN

Setelah saya menganalisa pemerolehan bahasa pada Jihan, saya mendapati ada beberapa hal berdasarkan table diatas, yang berisi mengenai kata atau kalimat yang diberikan kepada anak untuk diucapkan kembali, ternyata anak tersebut yaitu Jihan sudah bisa mengatakan kata dengan benar sesuai dengan fonem (bunyi bunyinya) dan 1 kalimat panjang dengan lancar.
Sementara dalam perkembangan kata dan kalimatnya, Jihan sudah bisa berkata dengan benar dan ketika jihan berbicara dengan 1 kalimat ia sudah bisa membentuk kalimat sesuai dengan SPOK (tata bahasa Indonesia) meski ia tidak menyadarinya bahkan tak mengerti aturan tata bahasa.


A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa diatas Penulis menyimpulkan bahwa Jihan sudah berada pada tahap perkembangan bahasa anak Yaitu TAHAPAN INTERNAL, dimana Jihan sudah berbicara sesuai dengan apa yang ingin ia lakukan, jadi dia sudah bisa berpikir untuk melakukan sesuatu atau berbicara sesuatu. Hal ini sesuai dengan tahapan perkembangan bahasa yang dikemukakan oleh Vigotsky.
Sementara dalam perkembangan kata dan kalimatnya, Jihan sudah berada pada periode dalam hal berbicara yaitu tahap periode diferensiasi, dimana anak sudah bisa berkata dengan benar dan ketika jihan berbicara dengan 1 kalimat ia sudah bisa membentuk kalimat sesuai dengan SPOK (tata bahasa Indonesia) meski ia tidak menyadarinya bahkan tak mengerti aturan tata bahasa. Ini sesuai dengan pendapat Schaerlaekens yang dikutip dari Dariyo,Psikologi.
Ini Membuktikan bahwa perkembangan bahasa yaitu dalam hal ini pemerolehan bahasa pada Jihan sudah termasuk normal sesuai dengan tahapan perkembangan berbicaranya.
B. SARAN
Ketika seorang guru telah mengetahui berada dimana tahapan perkembangan berbahasa yaitu berbicara berada, maka anak tersebut bisa diberikan stimulus untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya, seperti menurut teori konstructivisme yaitu Anak memiliki perkembangan kognisi yang terbatas pada usia usia tertentu, tetapi melalui interaksi sosial, anak akan mengalami peningkatan kemampuan berfikir. Kemampuan berbahasa seseorang erat kaitanya dengan kemampuan kognitifnya.
Hindari sikap mengkoreksi kesalahan pengucapan kata anak secara langsung, karena itu akan membuatnya malu dan malah bisa mematahkan semangatnya untuk belajar dan berusaha. Anda bisa mengulangi kata-kata tersebut secara jelas seolah Anda mengkonfirmasi apa yang dimaksudkannya. Dengan demikian, ia akan memahami kesalahannya tanpa merasa harus malu.
Pada usia ini, seorang anak sudah mulai bisa mengerti penjelasan sederhana. Oleh sebab itu, Anda bisa mulai mencoba untuk mengajaknya mendiskusikan soal-soal yang sangat sederhana, dan tanyakan apa pendapatnya tentang persoalan itu. Dengan cara itu, Anda melatih cara dan proses penyelesaian masalah pada anak Anda setahap demi setahap. Hasil dari tukar pendapat itu sebenarnya juga mempertinggi self-estee
Mulailah mengeluarkan kalimat yang panjang dan kompleks, agar ia mulai belajar meningkatkan kemampuannya dalam memahami kalimat. Untuk mengetahui apakah ia memahami atau tidak, Anda bisa melihat respon dan reaksinya; jika ia melakukan apa yang Anda inginkan, dapat diartikan ia cukup mengerti kalimat Anda. Anak-anak sangat menyukai kegiatan berbisik karena hal itu permainan mengasikkan buat mereka sebagai salah satu cara mengekspresikan perasaan, dan keingintahuan. Pakailah cerita-cerita dongeng dan fabel yang sebenarnya mencerminkan dunia anak kita dan memakainya sebagai suatu cara untuk mengajarkan banyak hal tanpa menyinggung perasaannya. Dengan mendongeng, Anda mengenalkan padanya konsep-konsep tentang moralitas, nilai-nilai, sikap yang baik dan jahat, keadilan, kebajikan dan pesan-pesan moral lainnya. Jadikanlah saat-saat bersama anak Anda sebagai masa yang menyenangkan, ceria, santai dan segar. Buatlah ini menjadi kebiasaan di waktu-waktu tertentu, seperti sebelum tidur atau di waktu sore hari.
Untuk Jihan yang sudah bisa mengucapkan kata dengan bunyi yang sesuai dan 1 kalimat panjang dengan lancar, penulis memberikan saran agar diberikan stimulus yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya, diantaranya yaitu dengan melakukan permainan berbicara.
Permainan berbicara atau permainan deskriptif adalah permainan yang menuntut anak anak untuk menguraikan benda dengan mendorong anak untuk mencari kata kata dan membantu mereka berbicara dan berfikir dengan lebih jelas.
Beberapa contoh kegiatan permainan berbicara adalah :







1.Kotak Raba
Cara bermainnya adalah masukan benda benda yang dianak telah mengetahui nama bendanya kedalam kotak tertutup yang diatasnya terdapat lubang untuk memasukan tangan. Benda benda itu bisa berupa pensil, buku, penggaris, dll. Lalu minta anak untuk memasukan tangannya dan mengambil satu benda, kemudian anak mencoba menguraikan bentuk benda yang di pegang sebelum menebak nama bendanya.
2. Menceritakan gambar.
Bacakan cerita bergambar pada Jihan yang tidak ada tulisannya, seperti Gambar seri, orangtua atau guru bisa mencontohkan cara bercerita dengan gambar sesuai dengan isi gambarnya. Minta Jihan untuk mengulanginya lagi yaitu bercerita sesuai dengan isi gambar menurut bahasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar