BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupaun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada usia dini. Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang terjadi dalam usia anak (infancytoddlerhood di usia 0 ¬ – 3 tahun, early childhood usia 3 ¬ – 6 tahun, dan middle childhood usia 6-11 tahun). Masing-masing aspek tersebut memiliki tahapan-tahapan sendiri. Pada usia 1 bulan, misalnya pada aspek motorik kasarnya, anak sudah bisa menggerakkan tangan dan kakinya.
Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996)
Demikian pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan intelektual anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat disusun suatu permasalahan yaitu apa saja karakteristik perkembangan fisik anak middle childhood, juga bagaimana karakteristik perkembangan fisik anak pada usia middle childhood atau anak anak ( 6-11) tahun dan stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak usia 6-11 tahun.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik perkembangan fisik anak middle child hood.
D. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, penulis membatasi usia yaitu 6 – 11 tahun. Sedangkan kajiannya terbatas pada perkembangan karakteristik fisik anak middle childhood.
BAB II
PERKEMBANGAN FISIK ANAK MIDLLE CHILHOOD
A. Definisi Perkembangan fisik
Perkembangan Fisik adalah rentetan perubahan jasmani manusia secara anatomis ataupun fisiologis menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Aspek perkembangan fisik meliputi perkembangan fisik juga perkembangan motorik
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis (Allport, 1957). Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body image, self concept, self-esteem dan rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini juga mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis.
a. Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantiatif pada struktur tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tingi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara keseluruh.
b. Perkembangan fisiologi.
Perkembngan fisiologi ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti otot, peredaran darah dan pernapasan persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan
B. Perkembangan Fisik Anak Midlle Childhood
Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan berkembang pesat. Oleh karena itu, masa ini sering disebut juga sebagai “periode tenang” sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja, meskipun merupakan masa tenang, tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.
1. Secara Anatomis
Anak SD di Indonesia pada umunya berada pada rentang usia sekitar 6-12 tahun. Dalam psikologi perkembangan, rentang usia tersebut lazimnya disebut sebagai masa anak (middle and late childhood), yakni suatu fase antara masa kanak-kanak dan masa remaja.
Secara fisik, anak pada usia SD memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahanya.Dalam hal ini diasumsikan bahwa aktivitas anak, termasuk belajar dan aktivitas mental lainyya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Selain itu juga diyakini bahwa pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Sehingga sebagai calon pendidik karakteristik perkembangan fisik perlu dipahami karena akanmemiliki implikasi tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan.
♦ Gigi dan Wajah
Gigi susu mulai tanggal,memilki 10-11 gigi permanen pada usia 8 tahun dan kira-kira 26 gigi permane saat usia 12 tahun. Ugly Ducking Stage: gigi tampak terlalu besar bagi wajah.
Perubahan wajah merupakan salah satu karakteristik fisik yang khas pada masa anak pertengahan. Proporsi wajah berubah pada saat wajah tumbuh lebih cepat karena terkait dengan pertumbuhan tulang tengkorak yang terrsisa.
Kekurang seimbangan tubuh anak dapat diamati pada bagian kepala, badan, dan kaki. Kepala masih terlalu besar bila dibanding dengan bagian tubuh lainnya. Akan tetapi beberapa perbandingan pada bagian wajah yang kurang seimbang mulai menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, semakin melebar dan meratanya dahi, semakin mengecilnya bibir, serta menjadi lebih besar dan berbentuknya hidung.
♦ Tinggi dan Berat Badan
Bila dibanding dengan pada masa usia dini dan masa remaja pertumbuhan fisik anak SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal pubetas.
Karena adanya penambahan ukuran dalam kerangka tulang, sistem otot, dan ukuran organ tubuh lainnya, tinggi dan berat badan anak secara bertahap terus bertambah. Di Indonesia, belum ada standar baku tentang ukuran kenaikan berat dan tinggi badan anak usia SD, namun penambahan itu diperkirakan berkisar antara 2,5-3,5 kg dan 5-7 cm pertahun(F.A. Hadis. 1996)
Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat disaat semakin menurunyya kadar lemak bayi. Selama usia SD, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada massa sebelumnya sangat membantu pertumbuhan otot ini. Dengan demikian, disamping faktor kematangan unsur latihan juga sangat membantu proses peningkatan dalam kekuatan otot.
♦ Proporsi dan Betuk Tubuh
Anak SD kelas awal umunya masih mempunya proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas akhir SD lazimnya proporsi anak sudah mendekati keseimbangan.
Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, lehe menjadi lebih panjang, dada sedikit melebar, perut tidak buncit dan lebih langsing serta lengan dan tungkai memanjang dan tungkai memanjang namun kelihatannya kurus dan belum berbentuk karena otot belum berkembang. Tangan dan kaki juga secara bertahap tumbuh semakin besar, walaupun hal itu terjadi dalam tempo yang agak lambat. Akhirnya sedikit demi sedikit anggota badan anak menjadi semakin kekar dan beris, terutama pada saat menjelang pubertas.
Jaringan lemak anak SD berkembang lebih cepat daripada jaringan ototnya. Jaringan otot baru akan berkembang agak cepat pada awal pubertas. Besarnya jaringan otot-lemak anak SD akan mengikuti tipe bentuk tubuhnya. Anak yang bertipe endomorph lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot, sedangkan mesomorph lemaknya jauh lebih sedikit daripada jaringan otot.Pada anak yang bertpe ectomorph tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya sehingga tampak kurus.
Tipologi Sheldon (hurlock, 1980) menyatakan ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD .
1. Endomorph yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar,
2. Mesomorph yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar.
3. Ectomorph yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot.
Kondisi proporsi dan bentuk tubuh anak dapat memberikan dampak psikologis tertentu kepada anak. Kondisi proporsi kurang seimbang dan atau bentuk tubuh yang berkelainan dapat menumbuhkan sikap-sikap negatif, yakni berupa kekurangpuasan atau bahkan penolakan terhadap dirinya sendiri(self rejection). Hal demikian tentunya akan dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak khususnya dalam pembentukkan kesan tentang tubuh(body image) dan konsep dirinya(self concept).
2. Secara Fisiologis
Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan individu. Dalam otak terdapat pusat-pusat syaraf yang mengendalikan perilaku individu. Bukan hanya pusat-pusat syaraf yang berhubungan dengan perilaku kognisi, melainkan pusat kesadaran emosi pun, menurut Goleman (1995), juga terdapat dalam otak (bagian tengah), yaitu pada sitem limbik dengan pusatnya yang disebut dengan amigdala.
Organ Reproduksi :
1. Tampak tanda-tanda perubahan seks sekunder
2. Perbedaa anak laki-laki dan anak perempua mulai tampak.
3. Mulai terjadi perubahan penyakit yang diderita seperti penyakit dewasa
bukan anak-anak.
Perubahan seks sekunder laki-laki :
1. Skortum dan testis lebih besar.
2. Skortum bewarna merah.
3. Payudara sedikit membesar tetapi aka mengecil kembali setelah beberapa
bulan.
4. Muncul rambut halus dan jarang di daerah sekitar pubis.
Perubahan seks sekunder perempuan;
1. Mammae lebih lembut dan mulai membengkak.
2. Panggul dan pinggul mulai membesar.
3. Rambut mulai tumbuh di sekitar pubis (8-12 tahun).
4. Sekresi vagina lebih kental dan terjadi perubahan dari sifat basa menjadi
Asam
C. Pandangan Tokoh Tentang Perkembangan Fisik (Motorik kasar dan halus)
Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang komples dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan).
Menurut Kuhlen dan Thomshon.
Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :
(1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
(2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
(3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan
(4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
Menurut Petterson (1996)
Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood (6-11 tahun) atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996).
Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia sebelumnya.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. .
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002)
Menurut Sherman
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, Secara umum anak perempuan lebih lentur daripada anak laki-laki. Perbedaan anatomis dan pola gerak serta aktivitas yang teratur pada kedua jenis kelamin mungkin menyebabkan perbedaan kelenturan ini.
Kelenturan/fleksibilitas tubuh Adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian, tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan.
Dipengaruhi oleh :
Jenis sendi
Struktur tulang
Jaringan sekitar sendi, otot, tendon dan ligamen.
tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada perempuan.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
Tahapan Perkembangan Motorik pada anak :
1. Kematangan Syaraf
Motorik kasar melibatkan otot besar
Motorik halus melibatkan otot halus
2. Urutan
Urutan kemampuan motorik :
a. Imitation (peniruan)
b. Manipulation ( menggunakan konsep)
c. Presition ( ketelitian)
d. Articulation ( perangkaian)
e. Naturalisation (kewajaran)
3. Motivasi
Dorongan melakukan motorik lain yang lebih menantang
4. Praktek
Cenderung untuk melakukan aktifitas motorik
Menurut Thelen & whiteneyerr
Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
BAB III
KARAKTERISTIK FISIK ANAK MIDDLE CHILDHOOD
A. Karakteristik Fisik anak Middle child hood
No Usia Karakteristik
1. 6 Tahun koordinasi mata dan tangan
ketangkasan meningkat
melompat tali
bermain sepeda
mengetahui kanan dan kiri
Menguasai gerak dasar berjalan (berjalan ke depan dengan langkah pendek berjalan dengan langkah panjang)
Menguasai gerak dasar lari (Lari ke depan lari ke belakang, bermain kejar – kejaran.)
Menguasai gerak dasar lompat dan loncat. (melompat ke depan loncat – loncat , lompat ke samping dan berputar danlompat ke samping)
Bisa melakukan gerak dasar melempar (Melempar bola datar. melempar bola membusur menggulirkan bola)
Melakukan gerak dasar menangkap bola (menangkap bola datar, menangkap bola membusur menangkap bola bergulir ,kombinasi lempar tangkap) dengan berbagai variasi arah dan gerak lempar tangkap
berdiri satu kaki ( berdiri tegak, bangau berdiri, permainan keseimbangan)
2. Usia 7 tahun berjalandengan lengan bawah di antara ke dua meja
Merambat dipalang tunggal
Menahan badan di palang
Melakukan gerakan berputar 90 derajat di atas matras.
Melakukan gerakansenam ketangkasan dengan melompati benda di depannya
Melakukan guling depan satu kali dengan posisi matras miring, seingga anak mudah berguling
Melakukan loncat tegak sambil berputar ke kanan sambil mengayun tangan kanan
Melakukan berjalanmembentuk lingkaran,sambil tepuk tangan dan bernyanyi berpasangan
Mempraktikkan gerak dasar renang,(menepuk air dikolam renang yang dangkal)
3. Usia 8 Tahun Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar melalui permainan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Melakukan jalan di atas balok datar
Melakukan lari estafet
Melakukan lari sambil mendorong balon
Melakukan gerakan berdiri satu kaki ditekuk sila
Melakukan gerakan berdiri dengan kaki kiri lurus ke belakang bergantian
Melakukan gerakan berdiri satu kaki lurus ke depan
Melakukan gerak jalan menyilang
Melakukan gerak jalan jinjit silang
Melakukan permainan tongkat estafet.
Melakukan lompat sambil berputar
Melakukan meloncat dan Melompat dengan satu kaki
Melakukan Permainan Lompat tali
Melakukan gerak dasar menvoli Melakukan gerakan memantulkan bola ke sasaran
Melakukan gerakan menendang
Mempraktikkan permainan mengontrol dan mengoper bola
Mempraktikkan berbagai bentuk kelentukan dan kelenturan
Melakukan latihan duduk sambil meluruskan kaki depan dan belakang menempel lantai
4. Usia 9 Tahun Mempraktikan geraka dasar atletik sederhana
Melakukan gerakan lari mengangkat paha
Melakukan lari tumit kebelakang
Melakukakan lari tungkai disepakan kebelakang
Melakukan lari cepat ( Sprint )
Melakukan gerakan menendang bola
Tendangan dengan kaki bagian dalam
Tendangan dengan kaki bagian luar
Menggiring bola
Melakukan gerakan sit up
Melakukan gerakan melompat dengan merubah arah
Melakukan sikap kayang
Melakukan gerakan guling ke depan dan belakang
5. 10 Tahun Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga
Melakukan ketentuan memukul
Melakukan cara melempar bola
Lempar bola lambung
Lempar bola mendatar
Lempar bola menyusur tanah
Melakukan tangkapan bola
Menangkap bola melambung
Menangkap bola mendatar
Menangkap bola menyusuri tanah
Menghindarkan sentuhan bola
Melakukan senam dasar dan bentuk permainan kecil
Melakukan latihan untuk kekuatan ototbahu
Melakukan Gerakan push up
Melakukan Gerakan mendorong
Melakukan Gerakan saling menarik berpasangan
Melakukan latihan kekuatan otot dada
Melakukan gerakan mengayung sambil meliukan badan
melakukan latihan untuk meningkatkan daya tahan
melakuka gerakan lari dengan tempo
melakukan gerakan lompat tali
Melakuka gerakan naik turun tangga
Melakukan gerakan memanjat tali atau tiang
Melakukan split di udara
Melakukan gerakan berputar 180° diudara
Melakukan gerakan berputar 180° dan dilanjutkan rol ke depan
Melakukan lari,loncat,dan berputar di udara lalu mendarat dan dilanjutkan rol ke depan dan rol ke belakang
Melakukan rol depan, loncat, dan berputar rol ke belakang ke depan dan kebelakang
Melakukan lari zig-zag
6. 11 Tahun Memantul- mantulkan bola dengan menggunakan alat bantu
Menggiringbola(Dribble)
Melempar bola(Shooting)
Bertumpu satu kaki(Pivot)
Gerak dasar tolak peluru:
pengenalan peluru
cara memegang peluru
cara meletakkan peluru
Koordinasi gerak dasar : (tolakan dan sikap akhir)
Tehnik servis dalam bola voli (Bawah , Atas, Tinggi)
Tehnik pasing :
Tehnik smash
Dari table diatas bisa terllihat perkembangan fisik anak middle childhood .
B. Stimulasi Perkembangan fisik anak Middle Childhood
Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.
Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis.
Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan kemampuannya dan akan berkenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang (CRI, 1997). Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu.
Stimulasi yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak (Halus dan Kasar ) adalah:
1. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
2. Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
3. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
4. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
5. Gerakan-gerakan ibadah shalat
.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan Fisik adalah rentetan perubahan jasmani manusia secara anatomis ataupun fisiologis menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.
2. Aspek perkembangan fisik meliputi perkembangan fisik juga perkembangan motorik.
3. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Yang kemudian akan menentukan perkembangan fisik anak itu sendiri.
4. Bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :
(1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
(2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
(3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan
(4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
5. Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan berkembang pesat
6. Selain berbagai kegiatan stimulai, hal lain yang mempengaruhi perkembangan motorik anak adalah gizi anak. Banyak penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan motorik kasar. Levitsky dan Strupp pada penelitiannya terhadap tikus mengungkapkan bahwa kurang gizi menyebabkan functional isolationism ‘isolasi diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak (conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi. Aplikasi teori ini kepada manusia adalah bahwa pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama.
B. Saran
Saran dari penulis adalah :
1. Ada Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik: faktor terpenting yang mempengaruhi perkembangan motorik pada tahap ini jika anak fisik, kesehatan umum, dan kapasitas mental, di samping kondisi psikologis, serta faktor-faktor lingkungan hidup dalam kemiskinan dan kekayaan, dan faktor-faktor sosialisasi. Karena itu orangtua harus lebih memperhatikan hal tersebut.
2. Berikan Kebebasaan anak untuk bereksplorasi
3. Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas.
4. Anak adalah sesuatu yang unik , sehingga Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulainya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Samsunuwiyati Mar’at, samsunuwiyati Prof. Dr. hj. S.psi, Psikologi Perkembangan. Bandung PT Remaja Rosda Karya 2005.
2. www.g-excess.com/id/perkembangan-anak-perkembangan-fisik-motorik-kognitif-psikososial.html
3. Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan”. Jakarta: Erlangga.
4. Endah. Perkembangan Motorik Anak. http://parentingislami.wordpress.com (Online). Diakses 20 November 2009.
5. Wijaya, Putra. 2008. Perkembangan Motorik Anak. http://www.putrawijaya .co.cc/2008/10/perkembangan-motorik-anak-part-2.html. (Online). Diakses 20 November 2009.
6. Perkembangan Motorik. http://www.blogger.com/feeds/2713639012779232114/posts/default (Online). Diakses 20 November
Tidak ada komentar:
Posting Komentar