Senin, 21 Maret 2011

Anak Hiperaktif

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan karunia yang luar biasa dari Allah. Syukur tiada henti pasti dilakukan oleh segenap orang tua yang bertakwa kepada Allah. Melalui anak, Allah telah memberikan kepercayaan kepada hambanya dengan menitipkan amanat kepada kedua orang tua. Anak juga merupakan buah cinta dalam pernikahan. Akan tetapi takdir tidak dapat kita hindari. Jika Allah sudah berkehendak, pastilah akan terjadi. Tidak semua anak yang dilahirkan secara sempurna, baik kesehatannya, maupun akal pikirannya. Dari sisi takwa, sebenarnya bagaimanapun kondisi anak yang dilahirkan, orang tua harus menerimanya dengan penuh rasa syukur. Jika anak terlahir dalam kondisi sakit/kelainan, berarti Allah menguji kesabaran kita. Jika kita berhasil menjaga kesabaran, pasti keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah semakin meningkat.
Saat ini, telah banyak berbagai macam jenis penyakit/kelainan yang dapat kita temukan pada anak. Salah satunya adalah kelainan hiperaktif. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai kelainan ini dirasa perlu agar kita dapat menerima segala kondisi anak dan dapat mananganinya dengan bijaksana.

B. TUJUAN PENULISAN
Gangguan Hiperaktif merupakan salah satu kelainan yang sering dijumpai pada perilaku anak. Dalam tahun terakhir ini gangguan hiperaktif menjadi masalah yang menjadi sorotan dan menjadi perhatian utama dikalangan medis maupun dimasyarakat umum. Untuk itu penulis membuat makalah ini dengan tujuan:
1. Untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai gejala-gejala dan ciri -ciri hiperaktif
2. Untuk memberikan pengetahuan mengenai faktor penyebab hiperaktif.
3. Untuk memberikan pengetahuan mengenai cara penanggulangan hiperaktif.
Selain itu makalah ini juga ditulis untuk mendapatkan nilai dari tugas kelompok mata kuliah PENGANTAR NEUROSAINS.
C. METODE PENULISAN
Metode yang penulis pakai dalam membuat makalah ini adalah metode Literature yang mengunakan sumber dari majalah, artikel dan lain lain.

D. SUMBER MAKALAH
Penulis mendapatkan sumber dari berbagai macam majalah kesehatan dan artikel artikel yang didapat dari internet ataupun dari buku.

BAB II
HIPERAKTIF

A. Definisi Hiperaktif
Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya Mengatasi Problem Anak Sehari-hari mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah: Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya. Pengertian hiperaktif sendiri adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif. anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai anak -anak lain seusia mereka karena perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain.
Pola perhatian anak terhadap suatu hal diklasifikasikan menjadi 2 kelompok:
1. Kelompok yang paling berat adalah over eklusif dimana seorang anak terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya tanpa memperdulikan hal yang lain secara ekstreem. Pola ini disebut Autisme.
2. Kelompok dengan derajat sedang terjadi fokus perhatian anak mudah teralihkan. Perhatian hanya bertahan beberapa saat saja oleh suatu rangsangan lain yang mungkin tidak adekuat. Hal ini yang disebut kesulitan perhatian atau ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder)
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Banyak sekali istilah untuk kondisi seperti ini antara lain:
1. Minimal brain dysfunction syndrom
2. Minimal Brain Disorder (KETIDAKBERESAN KECIL DI OTAK)
3. Minimal Brain damage ( KERUSAKAN KECIL DI OTAK )
4. Hyperkinesis ( TERLALU BANYAK GERAK/AKTIF)

B. Gejala Anak Hiperaktif
Gangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal di tengah dunia medis sejak sekitar tahun 1900. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Untuk mengetahui gangguan hiperaktif harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak yaitu:
1. Inatensi
Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain. Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Anak yang menderita ADHD akan mudah sekali teralih perhatiannya karena bunyi bunyian, gerakan, bau bauan dan pikiran, tetapi dapat memusat pikirannya dengan baik jika ada yang menarik perhatiannya.
2. Hiperaktif.
Anak yang tidak bisa diam, maka ini menunjukkan adanya gejala-gejala hiperaktif. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan, ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana ke mari, bahkan memanjat-manjat dan sulit tidur.Di samping itu ia cendrung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
3. Impulsif.
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar.
- anak tidak sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan.
- anak tidak sabar menunggu giliran, seperti antri.
Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya. Selain ketiga gejala diatas , untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan diatas sudah menetap minimal 6 bulan dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun.
C. Ciri Khusus Anak ADHD
Ciri-ciri khusus anak yang mengalami ADHD diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Pada Bayi
a. Sensitif terhadap suara dan cahaya
b. sering menangis, menjerit dan sulit untuk diam.
c. Serinng terbangun dan sulit untuk tidur
d. Sulit makan atau minum susus baik dari botol ataupun ASI
e. tidak bisa ditenangkan atau digendong dan menolak untuk disayang.
f. Membenturkan kepala, memukul kepala, dan menjatuhkan kepala ke belakang.
2. Pada Anak 2-4 tahun
a. Anak tampak clumsy canggung
b. impulsif
c. sering mengalami kecelakaan atau jatuh
d. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
e. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
f. sering menyakiti diri sendiri
g. suka menentang.

3. Pada Anak 4- 7 tahun
a. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
b. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
c. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
d. Sering terlalu banyak bicara.
e. Sering sulit menunggu giliran
f. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
g. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).

D. Tipe Hiperaktif
Attention Deficit/hyperactivity disorder (ADHD) adalah sebuah kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian.
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan. Mereka sangat sulit sekali memusatkan perhatiannya pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran atau melakukan permainan, mereka juga seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada “di awang-awang”.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsif
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif tetapi mereka juga tidak bisa memusatkan perhatiannya. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak anak kecil.
3. Tipe Gabungan
Pada Tipe gabungan ini mereka sangat mudah sekali terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini.
E. Faktor Penyebab Hiperaktif
Hingga saat ini penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap dengan jelas. ADHD merupakan suatu kelainan yang bersifat multu faktorial. Banyak faktor yang dianggap sebagai penyebab gangguan ini. Beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif antara lain:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik tampaknya sangat memegang peranan yang sangat besar akibat terjadinya gangguan perilaku ADHD. Penelitian yang dilakukan menermukan bahwa hiperaktifitas yang terjadi pada seorang anak selalu disertai dengan adanya riwayat gangguan yang sama dalam keluarga . Orangtua dan saudara penderita ADHD mengalami resiko 2 – 8 kali lebih mudah terjadi ADHD. Keterlibatan genetik dan kromosom memang masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa gen yang berkaitan dengan dopamine dan produksi serotonin, termasuk DRD4,DAT, DBH, 5-HTT dan 5 – HTR1B, banyak dikaitkan dengan ADHD. Penderita ADHD dengan gangguan saluran cerna juga serinng dikaitkan dengan penerimaan reaksi makanan tertentu. Ada teori yang menyatakan bahwa salisilat mempunyai efek yang kurang baik terhadap tingkah laku anak atau bahwa gula merupakan substansi yang merangsang hiperaktivitas pada anak.
2. Faktor Neurologik
Penelitian menunjukan, anak hiperaktif lebih banyak disebabkan karena gangguan fungsi otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cedera otak. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi. Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.
Penelitian lain juga menunjukan perbandingan antara gambar otak anak yang mengalami gangguan ADHD dengan gambaran otak anak normal. Drai gambar tersebut dapat dilihat bahwa anak dengan gangguan ADHD memiliki gambaran otak yang lebih simetris dibandingkan anak normal yang pada umumnya memiliki otak kanan lebih besar dibandingkan otak kiri.



3. Faktor Lingkungan
Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan hiperaktif terutama keracunan timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna hitam kendaraan bermotor yang menggunakan solar).
4. Faktor Kultural dan Psikososial
a. Pemanjaan.
Pemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu manis, membujuk-bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya.
b. Kurang disiplin dan pengawasan.
Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain termasuk di sekolah dan orang lain juga akan sulit untuk mengendalikannya.
c. Orientasi kesenangan.
Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak berbeda agar mau mendengarkan dan menyesuaikan diri. Anak yang mempunyai orientasi kesenangan ingin memuaskan kebutuhan atau keinginan sendiri.
F. Diagnosa Hiperaktif
Diagnosa hiperaktif tidak hanya dibuat hanya berdasarkan informasi sepihak dari orang tua saja tetapi setidaknya informasi dari sekolah serta penderita harus melakukan pemeriksaan meskipun saat pemeriksaan penderita tidak menunjukan tanda tanda hiperaktif, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pemeriksaan dan kemungkinan hal lain yang mungkin menjadi pemicu terjadinya hiperaktivitas.
Pada beberapa kasus memerlukan pemeriksaan psikometrik dan evaluasi pendidikan , dan hingga saat ini belum ada suatu standar pemeriksaan psikologis untuk hiperaktivitas. Ini berarti pemeriksaan klinis haruslah diperhatikan dengan sangat teliti meskipun belum ditemukan hubungan yang jelas antara jenis yang dilakukan dengan proses terjadinya hiperaktifitas.
Pada saat mendiagnosa terkadang kita perlu memperhatikan kondisi lain yang hampir sama dengan ADHD. Pastikan bahwa anak telah diperiksa kesehatannya oleh dokter sebelum kita mendiagnosa anak tersebut.
1. Alergi Asma dab problem dengan pernapasan : Kesulitan bernapas dapat menggangu konsentrasi si anak dan merupakan salah satu tanda ADHD.
2. Diabetes / Hypoglycemia : Kondisi sangat erat hubungannya dengan kadar gula dalam darah yang bias menyebabkan perubahan perhatian dan aktivitas.
3. Problem Penglihatan atau pendengaran : Ketidak mampuan dalam melihat dan mendengar dapat menimbulkan persoalan tingkah laku.
4. Anemia : dapat menyebabkan problema dan impulsive
5. Keracunan timah : menyebakan hiperaktif
6. Problem dengan susunan syaraf : misalnya epilepsy
7. Problem kejiwaan : Kadang kadang gejala stress , perasaan bosan belajar, depresi.
8. Problem dengan Tiroid : berdampak pada tidur, emosi dan aktifitas.





BAB III
PENANGGULANGAN HIPERAKTIf

A. PENGARUH HIPERAKTIF
Kita mengetahui bahwa ADHD membawa pengaruh kepada setiap aspek kehidupan anak. Anak anak yang menderita ADHD seringkali kesulitan dalam memahami iinstruksi, mengingat tugas dan bermain dengan baik dengan saudara sekandung atau mengingat peraturan peraturan. Bagi sebagian anak ADHD akan sulit berteman, karena kondisi-kondisi ini membuat mereka sulit bergaul.
B. PENANGANAN HIPERAKTIF
Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya, maka tentunya banyak sekali terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan teori penyebabnya.
Ada satu hal yang perlu diketahui, bahwa tak ada penyembuhan ADHD, tetapi Ada tiga cara menguranginya: Terapi/Obat, Lingkungan dan perubahan tingkah laku.
1. Dengan Terapi
a. Terapi Medikasi atau Farmakologi
Adalah penanganan dengan menggunakan obat- obatan. Terapi ini hendaknya hanya sebagai penunjang dan sebagai kontrol terhadap kemungkinan timbulnya impuls impils hiperaktif yang tidak terkendali. Sebelum digunakannya obat ini diagnosa ADHD haruslah ditegakkan lebih dahulu dan pendekatan terapiokkupasi lainnya secara stimulan juga harus dilaksanakan.

b. Terapi Nutrisi
Adalah penanganan penderita diantaranya adalah keseimbangan diet karbonhidrat, penanganan gangguan pencernaan (Intestinal Permeability or Leaky gut Syndrome), penanganan alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya.
c. Terapi Biomedis
Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan suplemen nutrisi, defisiensi mineral, essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam amino dan toksisitas Logam berat. Terapi yang pernah diberikan terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi herbal, pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional Cina seperti akupuntur.
d. Terapi bermain
Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan gerak , minat dan terbiasa dengan suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan beraktivitas dan bekerja saat dewasa.
2. DENGAN OBAT
a. Stimulan merupakan jenis obat yang paling banyak dipergunakan untuk ADHD. Dalam kelompok ini terdapat Adderal/E, DextroStat/E, dan Ritalin/E. Stimulan bereaksi cepat dan berefek sampinng ringan dan bias memberikan energi bagi mental anak dalam memusatkan perhatian.
b. TCA ( Tri cyclic Antideppressant) sangat efektif dalam mengatasi suasana hati karena merupakan jenis anti depresi, namun TCA bekerja lebih lambat dan beresiko dalam penggunaannya.
c. Catapress (Clinidine) dulunya dipergunakan untuk pengobatan darah tinggi, bisa dipergunakan untuk penderita ADHD hiperaktif dan impulsive tetapi belum mendapatkan persetujuan dari FDA.
3. LINGKUNGAN
a. Rumah: hal- hal yang perlu diperhatikan dirumah seperti pengaturan waktu, ruangan untuk melakukan aktivitas , dan mungkin tempat untuk anak jika ingin menyendiri.
b. Sekolah: Hal hal yang perlu diperhatikan disekolah seperti ruang kelas, kerjasama dan perhatian guru. Misalnya dengan membuatkan kartu yang berisi kegiatana anak dalam satu hari beserta keterangan apakah ia sudah melakukannya dengan baik.
c. Teman: hal hal yang perlu diperhatikan dengan teman seperti mengawasi permaianannya, misalnya mencari tahu apa yang akan ia mainkan dan berapa jumlah temannya. Untuk menghindari agar anak berpasangan bawa teman tiga orang atau berjumlah ganjil. Ajarkan kemampuan yang belum dikenal.
4. PERUBAHAN TINGKAH LAKU
Ada tiga langkah untuk mengubah tingkah laku :
a. Uraikan masalah dengan cara positif : jangan menyebutkan persoalannya, tetapi kita katakana apa yang kita inginkan, berikan contoh kelakuan yang baik.
b. Tentukan tujuan yang dapat dicapai dan ketika anda menguraikan masalah dengan cara positif sebenarnya anda sudah menentukan tujuan yang ingin dicapai.
c. Bekerjalah sesuai dengan tujuan dan anak dengan ADHD akan memberikan reaksi jika diberi penghargaan , pujian, atau hadiah. Berikan pujian sesering mungkin meski dia tidak mencapai tujuan yang kita inginkan.




BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hiperaktif adalah kondisi terjadinya gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) pada anak. Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa.
Faktor-faktor penyebab dari hiperaktif itu sendiri adalah faktor genetik (gen), faktor neurologik (cedera otak), faktor lingkungan (racun/limbah), serta faktor kultural dan psikososial (pemanjaan, kurang disiplin dan pengawasan, serta orientasi kesenangan).
Banyak hal yang bisa dilakukan dalam penanggulangan anak hiperaktif, terutama adalah mengenali kondisi hiperaktif serta telaten dalam melatihnya. Kesabaran selalu diperlukan dalam menjalani kehidupan ini. Manusia hanya dapat berusaha sedangkan hasilnya hanya ditentukan oleh Allah.
B. SARAN
Untuk mengatasi gejala gangguan perkembangan dan perilaku pada penderita ADHD yang sudah ada dapat dilakukan dengan terapi okupasi. Ada beberapa terapii okupasi untuk memperbaiki gangguan perkembangan dan perilaku pada anak yang mulai dikenalkan oleh beberapa ahli perkembangan dan peilaku anak di dunia, diantaranya adalah sensory integration (AYRES), snoezelen, neurodevelopment, treatment (BOBATH), modifukasi perilaku, terapi bermain dan terapi okupasi lainnya
Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistic dan menyeluruh. Penangana ini hendaknya melibatkan multi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter, orang tua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama. Penanganan ideal harus dilakukan terapi stimulasi dan terapi secara terpada guna menjamin keberhasilan terapi.
Kita iuga mengetahui Mengelola anak hiperaktif memang butuh kesabaran yang luar biasa, juga kesadaran untuk senantiasa tak merasa lelah, demi kebaikan anak. Ada beberapa saran yang bisa dijadikan pedoman dalam menangani masalah anak hiperaktif :
1. PERIKSALAH. Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai hiperaktif.
2. PAHAMILAH sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis.
3. LATIH kefokusannya. Jangan tekan dia, perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas.
4. TELATENLAH. Jika dia telah "betah" untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf.
5. BANGKITKAN kepercayaan dirinya. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar, memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak.
6. KENALI arah minatnya. Jika anak bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Yang paling penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara dini.
7. MINTA dia bicara. Anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi agar ia mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya.
Penulis meyarankan agar pembaca dapat mencari informasi terbaru yang sebanyak-banyaknya mengenai hiperaktif ini karena pengetahuan mengenai hiperaktif tidak hanya mengacu pada makalah ini semata, tetapi juga banyak sumber-sumber lain yang dapat dicari melalui buku-buku referensi atau laman-laman pada internet. Banyak juga tips-tips yang dapat ditemukan pada sumber-sumber lain.




DAFTAR PUSTAKA

1. http://docs.docstoc.com/orig/1616240/b90dce1f-63ad-4ea9-8ac8-498246e12899.pdf
2. http://www.hikarikids.com/artikel-perilaku%20hiperaktif.html
3. http://www.dwifajar.co.cc/index.php/home/35-anak-dan-remaja/60-mengenal-a-membimbing-anak-hiperaktif-.pdf
4. http://www.kesulitanbelajar.org powered by joomla!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar