Selasa, 05 April 2011

Sebuah elegi seorangn raya

Dear Diana
Apa kabar, Di? Aku harap kau bahagia. Aku selalu berdo’a untukmu. Aku hanya ingin mengatakan satuhal padamu kalau apa yang kau katakan itu benar, dan kau selalu benar! Aku memang tak seharusnya selalu berlari dari kenyataan , ya kenyataan yang paling pahit sekalipun! Tapi, Di. Saat itu aku memang tak punya plihan, semua buntu dihatiku.
Luke terlalu menciptakan sebuah elegi dihatiku, menjadikannya orang yang aku cintai setelah sekian lama aku mencarinya. Meski aku tahu Luke tak sesempurna yang aku bayangkan, hingga akhirnya kisah cinta itu terulang lagi. Aku patah hati, Di. Lagi! Seperti saat Ivan meninggalkanku dulu.
Aku jadi benci dengan cinta, dan aku tahu aku takkan pernah bisa jatuh cinta lagi. Dan itu semua bukan karena aku takut atau aku tidak mau…., tapi ternyata karena aku belum siap untuk patah hati lagi, ini semua terlalu mempengaruhi kehidupanku sebagai seorang manusia biasa.
Tapi, Di.., seandainya aku masih diberi satu kali kesempatan untuk menunggunya, aku pasti akan tetap menunggunya, karena aku tak perduli berapa lampun aku menunggu, asal yang aku tunggu datang. Hanya saja aku tak diberi waktu yang banyak untuk menunggunya lebih lama lagi. Lagipula orang yang aku tunggu memang tak akan pernah datang.
Terima kasih, Di.
You are the best I ever had
Raya Dewanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar